NBnews - Google semakin mengembangkan diri dan melengkapi fitur Google Earth untuk fasilitas survei hingga penghitungan karbon. Setiap orang bisa memaksimalkan Google Earth dengan penggunaan ponsel android yang memiliki perangkat lunak Open Data Kits.
Rebecca Moore, Manajer Teknik Google Earth Outreach and Earth Engine, di di sela-sela penyelenggaraan pertemuan tahunan Governors' Climate and Forests (GFC) Task Force, Palangkaraya Kalimantan Tengah, mengatakan, setiap saat Google mengolah data sekitar 1.000 Gigabyte dalam pengelolaan Google Earth.
Khusus untuk perlindungan hutan dan penghitungan karbon, Google Earth membutuhkan masukan data dari daratan yang dilakukan manual oleh warga lokal atau pun para ilmuwan. Dengan membawa ponsel android, mereka bisa memasukkan data berupa lebar dan tinggi sampel pohon serta memasukkan posisi geografis yang ditangkap ponsel itu.
Setelah itu, jika ada sinyal karena di daerah remote area tidak ada sinyal, mereka dapat mengirim data itu menuju server Google Earth untuk dikomputasi. Untuk mekanisme pengawasan, warga juga dapat mengambil foto dan memasukkan data titik geografis hutan yang rusak atau terdapat ilegal logging serta mengirimkannya ke Google Earth melalui software dalam ponsel android.
Hal ini telah diterapkan Google Earth pada pendataan stok karbon oleh masyarakat adat Surui di Brasil beberapa tahun lalu. "Google Earth mudah digunakan, sehingga dulu sering disebut hanya main-main. Tetapi apa yang ditampilkan itu akurat dan fakta di lapangan," ujarnya.
Rebecca Moore, Manajer Teknik Google Earth Outreach and Earth Engine, di di sela-sela penyelenggaraan pertemuan tahunan Governors' Climate and Forests (GFC) Task Force, Palangkaraya Kalimantan Tengah, mengatakan, setiap saat Google mengolah data sekitar 1.000 Gigabyte dalam pengelolaan Google Earth.
Khusus untuk perlindungan hutan dan penghitungan karbon, Google Earth membutuhkan masukan data dari daratan yang dilakukan manual oleh warga lokal atau pun para ilmuwan. Dengan membawa ponsel android, mereka bisa memasukkan data berupa lebar dan tinggi sampel pohon serta memasukkan posisi geografis yang ditangkap ponsel itu.
Setelah itu, jika ada sinyal karena di daerah remote area tidak ada sinyal, mereka dapat mengirim data itu menuju server Google Earth untuk dikomputasi. Untuk mekanisme pengawasan, warga juga dapat mengambil foto dan memasukkan data titik geografis hutan yang rusak atau terdapat ilegal logging serta mengirimkannya ke Google Earth melalui software dalam ponsel android.
Hal ini telah diterapkan Google Earth pada pendataan stok karbon oleh masyarakat adat Surui di Brasil beberapa tahun lalu. "Google Earth mudah digunakan, sehingga dulu sering disebut hanya main-main. Tetapi apa yang ditampilkan itu akurat dan fakta di lapangan," ujarnya.
Rebecca menjamin setiap data terlindungi dan terjaga keamanannya. "Seperti anda memiliki akun e-mail dalam gmail, sangat kami jaga sekuriti dan proteksinya," ucapnya.
Metode pengawasan seperti ini sudah diterapkan oleh Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan atau UKP4. Cara pelaporan, ambil gambar foto atau video lokasi dengan ponsel pintar (smartphone) yang diaktifkan fitur global positioning system (GPS).
Pelaporan harus berisi deskripsi koreksi, penambahan, atau perubahan informasi. Foto pun diminta jelas dan terintegrasi dengan data penanda posisi geografis. Peta yang digunakan UKP4 itu menggunakan bantuan layanan Google Earth. Kemudian, kirim ke alamat surat elektronik UKP4 yaitu serambi.inpres10@ukp.go.id.
Apakah Anda Suka? Please Share.