Photobucket

Kamis, 10 November 2011

Ditemukan Kapal Kuno di Tanjung Jabung Timur -Jambi

Kendi Kuno yang di temuakan bersama Kapal Kuno
NBnews- Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi bersiap mengevakuasi serpihan kayu dan sejumlah tembikar kuno hasil temuan warga yang tergabung di Kelompok Tani Pipos, Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Janjabtim, saat kerja bakti awal Oktober lalu.

Pada serpihan, ditemukan semacam pasak yang bila merujuk penemuan serupa di Situs Ujung Pelancu banyak digunakan kapal pada abad ke-16.  Warga menemukan di seberangan sungai lokasi makam Rangkayo Hitam. Kasi Pelestarian dan Pemanfaatan, BP3 Jambi, Rusmeijani Setyorini mengungkapkan, dugaan sementara kapal itu panjangnya 12 meter. 

Dia juga berterima kasih kepada warga yang langsung melaporkan temuannya. "Itu sejalan dengan amanah undang-undang yang meminta setiap WNI (harus) melaporkan setiap penemuan benda cagar budaya," ujarnya, Senin (24/10).

Berdasarkan laporan temuan, setidaknya terdapat 10 keping papan di lokasi itu. Diduga papan itu bagian lunas kapal. Selain kayu, juga ditemukan pecahan tembikar. Namun jumlahnya belum bisa dipastikan. Juga ada ijuk yang biasa dipakai mengikat kepingan kayu. Menurut Setyorini, pihaknya akan meneliti lebih lanjut temuan.

Pihaknya juga akan mengevakuasinya, namun masih menunggu peralatan dan bahan kimia yang diperlukan buat menjaga kondisi temuan. "Benda yang sudah terkubur dalam air lama akan cepak keropos bila terkena udara," sebutnya. Namun dia belum memastikan waktunya. Begitu juga dengan detail kapal dimaksud.

Namun sebagai gambaran, dia mengatakan penemuan di Situs Ujung Pelancu (1994), bisa menjadi acuan. Apalagi lokasi temuan diperkirakan dalam satu alur, sehingga teknologi kapalnya diperkirakan sama. Berdasarkan uji karbon, reruntuhan kapal di Ujung Pelancu memakai teknologi abad ke-16.

Dia menyebut lokasi temuan di Kelurahaan Simpang sebagai Situs Sematang Bata. Menurut Setyorini, situs klasik itu masih serangkaian dengan zaman Orang Kayo Hitam. Situs itu menjadi bidikan BP3 Jambi sejak setahun lalu. Arkeolog tertarik dan mengundang petugas BP3 menelisiknya karena menduga itu situs permukiman warga Jambi lampau.
Kajang Lako  

Berdasar arsip BP3 Jambi, artefak Situs Ujung Pelancu pertama ditemukan pada 1982. Saat itu, masih masuk Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Situs berketinggian 1-10 meter di atas permukaan laut, dan tersusun dari tanah endapan alluvial. Situs ditemukan menancap di dinding tebing tanggul alam, dan perahunya diperkirakan terbuat dari kayu jati.

Kayu jati endemik di Pulau Jawa, namun belum bisa dipastikan perahu dari Jawa. Namun dari teknologinya kata Setyorini, mengadopsi teknologi abad 16. Ditandai pemanfaat pasak kayu sebagai penyambung. Juga ditemukan tembikar di situ dan beradal dari India dan Persia. Di masa itu, Sungai Batanghari merupakan lokasi peradaban Melayu, dan sudah menguasai teknologi kapal Kajang Lako yang menjadi kapal pesiar kalangan pembesar di masa itu.

Kata leko awalnya adalah lela (Melayu) yang mempunyai arti antara lain elok. Sebutan itu sesuai dengan bentuk perahu berhias, dan  di masa itu juga dipakai menginspeksi ke hilir Sungai Batanghari, urat nadi transportasi saat itu. Kajang artinya atap. Kajang Lako sejenis kapal berhias. Di haluan biasanya terpasang hiasan kepala naga, atau itik besar.


Apa Anda Suka? Please Share.

Youk! Baca Artikel Terkait Dibawah Ini:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites