Sumber: tribunnews.com
NBnews- Gerakan Mematikan HP secara Nasional bentuk protes terhadap marakanya pencurian pulsa melalui layanan SMS konten.
Berikut ini adalah tuntutan dan penjelasan dari butir-butir tuntutan kami (Konsumen Ponsel Indonesia dan Komunitas Voice of Humanism). Ini kami publish karena banyak pihak bertanya-tanya. Kenapa 2 jam, kenapa hari Sabtu, dan alasan-alasan lain.
Sebarkan seluas-luasnya demi konsumen ponsel Indonesia.
1. Bubarkan BRTI…!
Alasannya karena BRTI dibentuk oleh Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Undang-undang dalam sebuah negara demokrasi poros utamanya adalah rakyat. Ini adalah basis dari pemikiran demokrasi yang disetujui oleh berbagai pihak. Karena porosnya rakyat maka harus berpihak pada rakyat, dalam hal ini konsumen ponsel. Pengaduan ke BRTI menurut laporan dari pihak BRTI sendiri sudah mencapai 9638 laporan. Tetapi masih terus berlanjut kasus-kasus tersebut. Di Singapura, seperti dibacakan oleh Karni Ilyas dalam acara JLC, pemerintah Singapura menjatuhkan sanksi denda senilai kurang lebih kalau dirupiahkan 700 juta kepada operator seluler, hanya karena apa? Hanya karena aduan dari 1 orang konsumen. Ini BRTI sudah ribuan aduan. Sudah cukup. BRTI pun dibiayai oleh APBN artinya uang rakyat. Maka, jika BRTI tidak bisa menuntaskan masalah rakyat berarti telah gagal. Maka kami serukan untuk bubarkan. Jika tidak ingin dibubarkan kerja yang baik. Ini masalah sebab-akibat. Hukum alam.
2. Luncurkan SIM Card bebas iklan..!
Konsumen Indonesia membayar biaya pulsa bahkan lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara lain. Kita tidak gratisan, bayar kok. Kenapa harus ada iklan lagi? Kecuali jika seperti layanan Google misalnya, di mana konsumen gratis dan tidak pernah membebankan biaya ke konsumennya di saat searching. Mereka hidup dari iklan. Ini kita bayar mahal tetapi harus ada iklan-iklan yang tidak perlu. Malangnya lagi, sudah tidak perlu nyedot pulsa lagi.
Masalah kebebasan untuk membuat content provider dengan alasan kreativitas anak bangsa silahkan saja, tetapi sajikan juga SIM Card yang bebas iklan. Konsumenlah yang pilih nantinya. Konsumen bisa memilih untuk menggunakan layanan bebas iklan atau menggunakan layanan yang beriklan tetapi dengan diberikan kompensasi. Persis kalau perusahaan memasang Billboard di titik iklan. Mereka bayar di titik itu dan tidak murah. Spot iklan ponsel di mana? Jelas di layar konsumen. Konsumen harusnya dapat kompensasi dari iklan-iklan yang diterimanya. Kenyataannya sudah tidak ada kompensasi, iklan seenaknya dewek, nyedot pulsa lagi. Ini namanya pengerukan kekayaan rakyat yang terselubung.
3. Matikan HP Anda pada tanggal 15 Oktober 2011 pukul 10.00 - 12.00 WIB sebagai hari bebas ponsel dan sebagai protes konsumen Indonesia pada para pihak di atas. Kami konsumen ponsel berhak untuk mematikan HP kami kapanpun. Tetapi jika seluruh Indonesia mematikan HP-nya serentak, para operator akan tahu akibatnya.
Ini adalah semacam shock terapi. Dengan 2 jam kami sebagai konsumen ingin memberikan pelajaran bahwa konsumen jangan diremehkan. Kenapa tanggal 15 dan pukul 10.00 – 12.00 WIB? Tanggal 15 itu Sabtu dan jam itu bukan jam sibuk. Karena kami masih mempertimbangkan kepentingan konsumen. Tetapi jika tuntutan kami tidak digubris, maka akan diserukan lagi gerakan ini, tidak menutup kemungkinan nanti di peak hour atau seharian penuh.
Dampaknya apa? Shock terapinya adalah jika 2 jam konsumen ponsel mematikan HP-nya secara serentak, operator jelas akan kehilangan omset selama 120 menit. Per menitnya operator bisa untung banyak apalagi ini 120 menit. Apalagi jika 1 hari penuh.
Kenapa sasaran tembaknya operator? Karena Content Provider (CP) sebagai "tuyul pulsa" yang banyak dikeluhkan konsumen inangnya adalah operator. Berarti ada main mata antara CP dengan operator. Dan kini saling berlepas tangan. Maka kita serbu ke jantungnya, ke operator. Persis seperti demo anti kapitalisme di Wall Street sebagai jantung kapitalisme.
Kamis (13 Okt 2011) jam 8.30 sudah wawancara live di TV One di Apa Kabar Indonesia Pagi. Jumat (14 Oktober atau H-1) wawancara by phone dengan O-Channel pukul 06.30. Jam 07 pagi di JakFM. Majalah Nova pun akan menurunkan beritanya. Di detikinet.com, okezone.com, tribunnews.com, edisi cetak Media Indonesia Kamis 13 Okt, Lampung Post, dan banyak lagi media-media mainstream sudah memberitakan. Tak kalah penting blog-blog, pesan-pesan massal melalui SMS dan Blackberry Messenger, sebagai tulang punggung penyebaran pesan ini sudah merajalela ke mana-mana. Di FB Group Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) seruan ini juga disuarakan dan sudah dishare oleh 30 ribu akun lebih. Dari postingan saya di Kompasiana.com pun tak kalah dahsyat. Di web Voice of Humanism demikian. Di Kaskus tenbus Hot Threads, komentar ribuan, yang klik pun ribuan. So, gerakan ini sudah masif. Kami tidak main-main. Social media jangan diremehkan. Ia bisa memicu revolusi di Timur Tengah dan di Inggris. Di sini mari kita gunakan social media untuk menyuarakan tuntutan hak kita.
Mari berjuang untuk hak-hak kita yang dirampas...!!!! Ledakkan diri kita di dunia maya (kalau di dunia nyata meledakkan diri mati konyol)...berjayalah konsumen...!!!**[harja saputra/VoH, koordinator gerakan]
Note: Jangan lupa set alarm di HP Anda di jam 10.00 WIB tanggal 15 Oktober 2011 untuk mematikan HP..!!
Untuk menghindari aksi ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain, harap diberitahukan ke anggota keluarga atau orang terdekat bahwa Anda pada jam tersebut sedang mematikan HP selama 2 jam
Apakah Anda Suka? Please Share.