NBnews- Penderita diabetes dua kali lebih besar berisiko stroke. Hal ini dikatakan pengajar dari Divisi Metabolik Endokrin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Tri Juli Edi Tarigan Sp PD (K).
"Diabetes adalah pemicu. Penyakit ini juga bukan penyebab langsung kematian. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi. Penderita diabetes juga memiliki kemungkinan terkena amputasi nonkecelakaan. Sebesar 75 persen diabetesi meninggal karena serangan jantung," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/11).
Diabetes adalah penyakit yang disebabkan gagal atau kurang berfungsinya insulin. Insulin dihasilkan organ pankreas. Fungsi insulin seperti 'corong' yang menyalurkan gula ke dalam sel.
Jika 'corong' ini tidak ada atau kurang berfungsi maksimal, gula tidak tersalurkan ke dalam sel. Akibatnya, gula yang dimakan masuk ke dalam darah. Sel yang tidak dapat makan akan kelaparan dan merusak dirinya sendiri.
Penyakit ini memiliki tipe satu dan dua. Tipe satu pankreas dalam keadan rusak dan tidak memproduksi insulin. Akibatnya tubuh menderita defisit absolut insulin. Pada tipe dua, terjadi kerusakan sel tubuh meski jumlah insulin memadai. Hal ini mengakibatkan terjadinya defisit relatif insulin.
Diabetes adalah penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup seseorang. "Dulu diabetesi usianya berkisar 50 sampai 60. Sekarang umur dua puluh bahkan belasan sudah kena," kata dokter yang kerap disapa TJ ini.
Kebiasaan makan tidak teratur baik jumlah maupun porsinya, merokok, dan kurang olahraga menjadi pemicu. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran terhadap penyakit ini.
TJ mengatakan, masyarakat biasanya tidak menyadari terkena diabetes. Ketika kontrol telah terjadi komplikasi. Akibatnya pengobatan harus segera diberikan. Saat ini diabetes telah menjadi pemunuh nomer dua setelah stroke.
Penyakit ini sebetulnya bisa dicegah. "Perhatikan porsi dan frekuensi makan. Rajin konsumsi sayur dan buah. Jangan lupa olahraga. Minimal 30 menit, tiga sampai lima kali seminggu," imbuh TJ.