NBnews - Mi instan. Makanan ini paling disukai karena mudah ditemukan, praktis dan juga rasanya yang enak. Daya simpannya yang lama juga membuat mi instan kerap menjadi pilihan untuk mereka yang tinggal sendiri, namun tak punya waktu untuk memasak.
Meski begitu, terlalu banyak mengonsumsi mi instan disinyalir akan menimbulkan banyak efek negatif bagi tubuh karena kandungan bahan pengawet atau penyedap rasanya. Selain kandungan karbohidrat, mi instan tak cukup memiliki kandungan vitamin, mineral, atau serat, yang bermanfaat bagi tubuh. Sehingga, pada dasarnya mi instan tidak cukup memiliki nutrisi bagi keseimbangan gizi tubuh manusia.
"Namun yang paling berbahaya adalah adanya kandungan bahan pengawet, MSG (monosodium glutamat), dan bahan pewarna makanan yang ada di dalam mi instan," ungkap dr Patricia Wijaya, dokter ahli kecantikan dari Beauty Inc. kepada Kompas Female, usai peluncuran produk mi instan baru di Swiss Bel Hotel, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.
Kandungan bahan berbahaya dalam mi instan ini didapatkan dari proses pengolahan sampai proses pengawetan yang dilakukan dengan cara menggoreng mi sampai kering. Proses penggorengan biasanya menggunakan minyak goreng, yang membuat air rebusan menjadi keruh dan sedikit berminyak ketika direbus.
"Banyak orang yang mengatakan bahwa air rebusan pertama ini harus dibuang agar pengawetnya hilang. Namun sebenarnya zat pengawet ini tidak akan hilang," tukas dr Patricia.
Air rebusan mi instan yang pertama akan mengeluarkan minyak dan zat kimia lainnya yang mungkin saja digunakan untuk membuatnya. Namun, bahan pengawet dan kandungan lain yang berbahaya bagi kesehatan ketika diolah lebih lanjut ini tidak akan hilang 100 persen. Ia hanya akan berkurang sedikit ketika air rebusan pertama dibuang.
Kandungan minyak, bahan pengawet, MSG, dan zat pewarna masih akan tetap menempel pada mi instan meski kadarnya sudah berkurang beberapa persen. Perlu diketahui, penggunaan bahan pengawet tak selamanya membahayakan, karena produsen mi instan tentunya harus mengikuti standar aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun kandungan bahan kimia ini masih berpotensi untuk menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bila dikonsumsi secara rutin.
"Efek yang dirasakan memang adalah efek jangka panjang, misalnya gangguan pencernaan, konstipasi, sampai kanker pencernaan, dan lainnya," tukasnya.
Apakah Anda Suka? Please Share.
Youk! Baca Artikel Terkait Dibawah Ini:
TemuanTerbaru
- Teka-teki harta karun Olivier Levasseur yang hilang
- Benarkah Bahasa Inggris Banyak Dipengaruhi Oleh Bahasa Arab?
- Ditemukan Lubang Angin Terdalam Dunia
- 9 Temuan Mahluk Misterius Di Zaman Modern
- Ramalan Terbaru "Vanga" Dunia Tidak Kiamat 2012 Tetapi 5079
- Misteri Wanita Indonesia Temukan Madagaskar
- Leluhur Orang Madagaskar Berasal Dari Indonesia?
- 7 Rahasia Meramal Garis Tangan Seseorang
- Koin KUNO Yahudi Terjual $ 1,1 Juta
- Indonesia Peringkat Ketiga Penghasil SPAM
- Fenomena Gravitasi Bumi Yang Unik
- Mengungkap Jenis Kelamin Mumi TUTANKHAMUN - Wanita atau Pria?
- Wah! Hebat GOOGLE Earth Mampu Membantu Pengukuran JUMLAH Karbon
- Wah! Perubahan IKLIM Membuat BURUNG Terbang Lebih Cepat
- Wah! Ternyata KEPITING Memiliki INGATAN Sangat Tajam
- Bagaimana Cara PENGUIN Mengukur LAMA Menyelam?
- Gurun SAHARA Menjadi Sumber ENERGI - Mungkinkah?
- Wow! Ternyata KOLONI Semut Mampu BATASI Besarnya Sebuah "Kota"
- Mengungkap KESAKTIAN Hewan Lumba-Lumbah
- Inilkah WUJUD Asli Tengkorak ALIEN?
- Ditemukan KOTAK TUA 2000Tahun, Terkait MISTERI Penyalipan Yesus?
- 2300 Tahun Lalu PERADABAN Mesir Kuno Telah Mengenal GEL Rambut
- Batuan METEORIT Seberat 25 Ton Ditemukan Di CHINA
- Inilah REFERENSI Ke-II Yang Meramalkan BENAR Terjadinya Kiamat 2012?
- PENEMUAN Fosil Serangga FRANKENSTEIN Di Brazil